Start Something New


Mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri adalah impian sejak lama. Saya telah merencanakan untuk khursus bahasa Inggris agar dapat menyelami secara dalam. Saya memilih program International English Language Testing System atau yang lebih dikenal sebagai IELTS di salah satu lembaga yang ada di Kampung Inggris Pare—English Studio yang merupakan rekomendasi dari seorang teman. Banyak program yang ditawarkan di ES. Kelas di mulai setiap tanggal 10 dan 25. Saya mengambil kelas periode 10.

Baik, akan saya jelaskan sedikit mengenai IELTS. Terdapat 4 skills yang akan di uji, yakni; Speaking, Listening, Reading dan Writing. Terdapat beberapa section di setiap ujian skill. Setiap section memiliki perbedaan dalam jenis pertanyaan, ciri khas serta tingkat kesulitan tersendiri. Selama 4 hari belajar kami hanya melakukan latihan dengan soal-soal yang berbeda setiap harinya tanpa diberikan penjelasan mengenai instruksi soal ataupun tips and trick agar dapat menjawab soal dengan cepat dan tepat karena kelak ketika tes waktu yang diberikan terbatas. Sayangnya, di dalam kelas tutor lebih dominan menggunakan bahasa Indonesia sehingga saya merasa belum ada perubahan yang signifikan dalam berbahasa Inggris. Beliau juga kadang tampak bingung apa yang akan beliau ajarkan, tampak seperti tidak ada persiapan. Di bawah ini adalah kilas balik dari pembelajaran yang telah saya peroleh:

Di hari pertama, saya mengikuti Diagnostic Test: Speaking. Untuk 3 skill lainnya sudah saya lewati sehari sebelumnya. Setelah hasil keluar saya ditempatkan di IELTS Masterclass. Kelas pertama dimulai pada pukul 13:30 WIB dengan pembahasan Writing. Saya langsung disuguhi dengan secarik kertas yang merupakan teks bacaan dengan penjelasan yang kurang dimengerti. Saya beserta teman yang lainnya diperintahkan untuk menulis tentang Agree or Disagree terkait dengan teks bacaan yang diberikan. Kelas di lanjutkan dengan Speaking. Kali ini lembaran kertas diisi dengan beberapa kotak yang terdapat suatu kondisi dan beberapa pertanyaan didalamnya. Kami di suruh menjawab pertanyaan tersebut guna mengasah Speaking Skill. Awalnya, saya berpikir setiap skill akan diajari oleh tutor yang berbeda. Namun ternyata saya salah. Satu kelas hanya memiliki 1 tutor tetap hingga akhir periode. Harapan saya sebelum berangkat ke Pare hancur karena apa yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang saya bayangkan. Dengan uang dalam jumlah besar yang sudah saya bayar, saya berharap mendapat tutor yang handal dan layak sesuai dengan biaya yang telah dikeluarkan. Semoga akan ada perubahan untuk kedepannya.

Di hari kedua, kelas di mulai pukul  06.00 WIB dengan latihan Listening. Dilanjutkan dengan Reading di jam kedua. Saya dan beberapa teman lainnya mengambil additional class pukul 10.00 WIB. Dengan tutor yang lebih baik, kami sangat menikmati kelas ini. Selepas shalat zuhur, IELTS Masterclass dilanjutkan seperti kemarin—Writing dan Speaking. Masih tidak ada perubahan yang terlihat. Walau saya mengerti bagaimana rasanya menjadi tutor baru, setidaknya ada arahan atau acuan bagaimana mengajar dengan baik. Namun di sini, posisi saya adalah sebagai konsumen yang mana saya telah mengeluarkan biaya yang cukup besar agar mendapat ilmu yang sesuai.

Di hari ketiga, sungguh disayangkan saya tidak bisa berhadir di kelas karena jatuh sakit.

Di hari keempat, ada sedikit perubahan dari tutor IELTS Masterclass. Kami diajarkan tentang penggunaan idioms dalam Speaking guna menambah penilaian. Berikut adalah contoh idiom yang diajarkan:
1. Wouldn’t hurt a fly: someone who is very gentle
2. Down to earth: people who can make friends easily
3. Feel under the weather: feel sick
4. Fly over the moon: very happy
5. One in a blue moon: doesn’t happe frequently

#englishstudio #englishstudioindonesia #englishstudiopare #ieltspare #ieltsenglishstudio #beasiswaieltspare #kampunginggrispare #kampunginggris #ieltskampunginggris 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

UST Junior High School General Information and Instutional Structure

General Information of UST (University of Santo Tomas)

First Week: Welcome to Philippines